Tuesday, December 25, 2012

Untuk 7 Hal Ini, Santa Claus Tidak Bisa Dibilang Sehat

Bagi yang merayakan Natal, sosok Santa Claus selalu digambarkan sebagai orang baik yang suka membagi-bagikan hadiah pada anak-anak. Namun untuk urusan kesehatan, sedikitnya ada 7 hal yang sebaiknya tidak dicontoh dari sosok Santa Claus.

1. Kurang tidur
Membagi-bagikan hadiah Natal sepanjang malam bukanlah pekerjaan yang sehat menurut seorang ahli. Bahkan mengendarai kereta pada tengah malam dalam keadaan mengantuk efeknya sama bahayanya dengan mabuk minuman keras.

"Bisa dibayangkan Santa Claus mengantuk seperti orang sedang mabuk," kata Michael Decker, PhD dari American Academy of Sleep Medicine.

Parahnya lagi, efek kurang tidur bersifat kumulatif dan menurut cerita, Santa Claus menyiapkan hadiah sejak sebulan sebelum Natal tiba. Dikhawatirkan, saat malam Natal tiba Santa kehilangan kemampuan untuk memberikan reaksi yang cekatan terhadap objek spesifik. Bisa saja salah mengirimkan hadiah, atau parkir di atap yang salah.

2. Bawaan terlalu berat
Robert Danoff, D.O. dari Aria Health System di Philadelphia mengatakan bahwa seseorang idealnya tidak membawa beban lebih dari 10 persen dari berat badannya sendiri apalagi dibebankan hanya di salah satu bahu. Akibatnya fatal, bisa memicu nyeri punggung atau bahkan terkilir, serta kesemutan di lengan dan kaki.

"Ini potensial menyebabkan sesuatu yang akan berdampak jangka panjang bagi Santa," kata Danoff yang lebih menyarankan semacam ransel dengan tali (strap) lebar agar lebih nyaman di pundak.

3. Obesitas
Dari masa ke masa, jarang sekali Santa Claus digambarkan kurus. Padahal dengan perut buncitnya, Santa sangat berisiko mengalami gangguan metabolisme yang bisa memicu diabetes, kolesterol tinggi hingga gangguan jantung. Untuk laki-laki, lingkar pinggang disarankan tidak lebih dari 100 cm.

4. Kerja keras setelah malas-malasan
"Dia tidak terlalu aktif, sepertinya," kata Danoff mengomentari gaya hidup Santa Claus, yang gemuk seperti orang yang jarang berolah raga.

Ketika mendadak sibuk dan harus bekerja keras sepanjang malam Natal, maka aktivitas berat seperti mengangkat dan membungkuk bisa memicu cedera serius. Danoff menyarankan agar Santa rutin jalan-jalan atau melakukan yoga agar tubuhnya tidak kaget pada malam Natal.

5. Berewokan rentan ditumbuhi kuman
Terdengar berlebihan memang, tapi jenggot tebal seperti milik Santa Claus rentan ditumbuhi kuman. Bayangkan Santa mengelap jenggotnya setelah mengusap mata atau bibirnya, maka di musim flu seperti ini maka virus dan kuman lainnya sangat mudah menempel di jenggot.

"Pertama-tama kami anjurkan Santa untuk sedia hand sanitizer. Dan dia juga harus mendapat vaksin flu, tidak perlu diragukan lagi," kata Danoff.

6. Jarang kena matahari
Tinggal di kutub utara dan hanya keluar rumah pada malam Natal, Santa Claus praktis sangat jarang kena sinar matahari. Padahal tubuh manusia butuh sinar matahari untuk memenuhi kebutuhan vitamin D. Jika tidak ingin mengalami berbagai masalah kesehatan, Santa disarankan untuk banyak minum susu yang diperkaya vitamin D serta makanan bergizi lainnya seperti salmon.

7. Rentan jetlag gara-gara jalan jauh dalam semalam
Perjalanan jauh melintasi benua dalam waktu semalam sangat rentan memicu jetlag yang sangat mengganggu pola tidur. Agar bisa beristirahat dengan tenang dan lebih cepat beradaptasi di setiap zona waktu, Prof Decker menyarankan Santa Claus untuk menyusun rencanan perjalanan yang dimulai dari timur ke barat, bukan sebaliknya.

"Dengan cara itu, Santa akan beradaptasi lebih cepat," kata Prof Decker.

http://koningsberg.blogspot.com/
http://sugiatno-ceritalucu.blogspot.com/